Thursday, June 04, 2009

Fenomena Gunung Meletus

PENDAHULUAN
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Sedangkan Magma sendiri adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Gunung Berapi (gambar dari nbcnews.com )


EFEK FISIK & GEOLOGIS DARI LETUSAN GUNUNG
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI - Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia):
• gas vulkanik
• Lava dan aliran pasir serta batu panas
• Lahar
• Tanah longsor
• Gempa bumi
• Abu letusan
• Awan panas (Piroklastik)
Secara fisik, letusan gunung berapi menghasilkan energi panas dan juga material-material. Hal tersebut bisa mengakibatkan perubahan keadaan geologi lingkungan sekitarnya. Seperti contohnya letusan Gunung Agung (Bali) pada tahun 1963-64 membuat keadaan tanah sekitar berubah, menjadi lebih subur, walau pada awalnya menyebabkan matinya beberapa tanaman lokal.
Efek yang juga terkenal adalah awan panas yang .bisa berupa:
Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah.
Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam.
Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin.
Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

EFEK GUNUNG MELETUS PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Sejarah sudah mencatat bahwa Gunung Meletus adalah salah satu fenomena yang memiliki dampak yang tidak kecil bagi kehidupan manusia. Bahkan orang jaman dulu beranggapan bahwa aktifitas gunung berapi memiliki hubungan dengan aktifitas mistik atau para dewa. Seperti pada legenda Yunani Kuno, Hephaestus adalah dewa Gunung Berapi, dan aktifitas gunung berapi selalu diidentikan dengan Hephaestus yang sedang bekerja. Atau di Romawi terdapat Vulcan, dewa api dan gunung berapi.
Seiring dengan perkembangan kultur, tehknologi dan populasi manusia, kejadian dan fenomena alam semakin memiliki pengaruh pada kehidupan manusia, bahkan letusan gunung berapi bisa memaksa peradaban untuk punah/ melakukan migrasi secara missal.
Contoh-contoh kasusnya:
1. Gunung Merapi, Letusan gunung ini pada tahun 1006 diklaim telah membuat seluruh Jawa Tengan diliputi oleh abu. Efek pada masyarakatnya adalah jatuhnya Kerajaan Mataram Hindu (atau mungkin membantu terciptanya kemunduran pada kerajaan ini). Letusan pada tahun 2006 memakan kurang lebih 5000 jiwa dan menghancurkan rumah 200.000 orang.
2. Gunung St. Helens. Letusannya pada tahun 18 May 1980 merupakan salah satu letusan yang paling terkenal. Letusan tersebut memakan korban 57 jiwa, 250 rumah, 47 Jembatan, 24 Km rel kereta api dan 298 Km jalan raya. Abu dari letusan ini mempengaruhi hidup jutaan orang dan memakan biaya ekonomi sebesar 1 Milyar Dolar Amerika.
3. Gunung Tambora, Sumbawa NTB. Letusan gunung ini pada tahun 1815 merupakan salah satu letusan gunung terbesar yang pernah dicatat oleh manusia. Jumlah korban langsung diperkirakan sebanyak 10.000 orang. Dan jumlah total yang disebabkan oleh kelaparan dan penyakit yang menyusul diperkirakan mencapai 49.000 orang. Setelah beberapa pekan, sulfur yang dikeluarkan oleh gunung ini mencapai stratosfer dan membuat perubahan iklim global. Suhu dunia menurun sampai dengan 0,7 derajat Celcius Dan salju turun di musim panas dan menyebabkan kelaparan global. Kelaparan yang ditimbulan olehnya merupakan kelaparan terburuk di abad 19.

Gunung Krakatau. Gunung Krakatau adalah salah satu gunung yang paling aktif di Indonesia, tercatat pertama kali pada kitab Pararaton (Pustaka Para Raja) letusannya yang dahsat terjadi pada tahun 416 (walau kebenaranya diragukan oleh para ilmuan modern). Kerajaan Syalendra mencatat letusan terjadi pada 850, 950, 1050, 1150, 1320, and 1530. Namun yang akan menjadi terkenal dan legendaries adalah letusan pada tahun 1883. Pemerintah Kolonial Belanda mencatat 36.417 korban jiwa melayang, tapi ada yang memperkirakan jumlah korban bisa sampai dengan 120.000 orang. Yang paling dramatis adalah musnahnya kehidupan di pulau Sebesi (yang saat itu memiliki penduduk sebanyak 3.000 jiwa), dan tidak akan didiamim lagi sampai era tahun 1920-an. Perubahan iklim yang disebabkan oleh Krakatau bahkan lebih ekstrim lagi yaitu 1,2 derajat Celcius dan tidak kembali normal sampai dengan tahun 1988.
5. Gunung Huaynaputina (Peru), letusannya pada tahun 1600 (terbesar di Amerika Selatan sepanjang sejarah) memiliki dampak global dan regional. Dampak regional adalah daerah pertanian disana hancur total dan baru pulih 150 tahun sesudahnya juga rusaknya kota Arequipa dan Moquegua. Dampak globalnya adalah penurunan suhu dunia yang menyebabkan musim dingin yang ekstim di Negara Eropa. Hal tersebut berakibat lanjut pada gagal panen dan kelaparan di sana. Yang terkena efek terbesar adalah Russia, gagal panen pada tahun 1601–1603 mengakibatkan hilangnya nyawa 1/3 penduduk Negara itu dan jatuhnya pemerintahan kaisar saat itu, Boris Fyodorovich Godunov.
Share:

0 comments:

Welcome to my blog